Selasa, 21 Juni 2011

Mahasiswa Harapkan Huda Berani Tindak Tegas Koruptor

Tidak juntrungnya sejumlah kasus dugaan tindak pidana korupsi menjadi bukti tidak adanya itikad baik (good will) Pemimpin Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Tuban untuk membersihkan birokrasi dari kejahatan korupsi. Bahkan, Pemkab terkesan menjadikan korupsi sebagai sarana pengikat loyalitas pejabat-pejabat bawahannya. Maka tak ayal bila korupsi menjadi kebudayaan di kalangan birokrasi dan sangat sulit diberantas. Demikian pendapat yang disampaikan sekelompok mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) saat melakukan aksi unjuk rasa di perempatan Bravo, Jl. Basuki Rahmat, Senin (20/6).
Menurut mahasiswa, tidak seharusnya Pemimpin Pemerintahan justru melindungi pelaku tindak pidana korupsi, hanya karena mengharap loyalitas yang tinggi dari bawahannya. ” Korupsi tak bisa dibiarkan hidup di Bumi Ronggolawe. Kalau pejabat-pejabat yang korup itu masih dipertahankan, omong kosong kalau rakyat bisa sejahtera,” seru M. Shoim, koordinator lapangan (korlap) aksi tersebut.
” Kami berharap pemimpin kabupaten Tuban yang baru, KH Fathul Huda dan Noornahar Husain, tidak mengulangi keburukan-keburukan birokrasi periode lalu. Kami harap beliau berdua berani bersikap tegas menghadapi pelaku-pelaku korupsi, dan tidak mempertahan pejabat-pejabat korup menduduki jabatannya,” seru Shoim yang disusul teriakan: “bunuh koruptor !” dari puluhan mahasiswa lainnya.
Seruan senada disampaikan Alwi,  mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Makdum Ibrahim (STITMA) Tuban. Alwi bahkan menilai, Pemkab selama ini bukan saja melindungi para koruptor, tetapi juga melindungi para pelaku pelanggaran Hak Azasi Manusia (HAM). Penilaian itu didasarkan sejumlah kasus yang merugikan rakyat, bahkan sampai menimbulkan korban jiwa, yang dilakukan sejumlah perusahaan. ” Para investor telah berbuat semena-mena, merampasi tanah warga, mencemari lingkungan, bahkan membahayakan keselamatan jiwa warga, tetapi tidak ada tindakan apapun dari Pemkab,” kata Alwi.
Masih kata Alwi, hadirnya investor seharusnya bisa memberi keuntungan riil pada rakyat, bukan hanya memberi keuntungan berupa peningkatan Pendapatan Aseli Daerah (PAD). Menurutnya, Pemkab harus teliti saat menerima kehadiran inestor yang hendak menanamkan modalnya di Tuban. ” Investor-inestor nakal seharusnya diusir saja dari Tuban. Kalau Pemkab tidak bisa mengusirnya, maka kami bersama-sama rakyat yang akan melakukannya,” tegas Alwi.
Aksi yang juga didukung Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STITMA Tuban tersebut, kata Shoim, sengaja dilakukan bersamaan acara Pelantikan KH Fathul Huda dan Ir Noor Nahar Husain sebagai Bupati-Wakil Bupati Tuban 2011-2016, menggantikan Dra Hj Haeny Relawati Rini Widiastuti, M.Si dan Drs. Lilik Soehardjono.
Menurut Shoim,hal  itu dimaksudkan untuk memberi pesan moral pada Bupati-Wakil Bupati Tuban yang baru, agar tidak mengulangi kebijakan-kebijakan pemerintahan sebelumnya yang menurutnya telah membuat rakyat semakin jauh dari sejahtera.
Aksi tersebut rencananya dilaksanakan serentak oleh sejumlah Organisasi Mahasiswa Ekstra Kampus (Omek). Namun ternyata hanya PMII yang turun ke jalan menyampaikan pesan moral itu. Informasinya, beberapa Omek gagal menembus barigade pengamanan yang dilakukan aparat Polres Tuban dan TNI, sehingga mereka tidak bisa masuk kota dan bergabung dengan puluhan aktivis PMII di perempatan Bravo.
Dalam aksi tersebut, mahasiswa juga memperagakan tindakan apa yang seharusnya diperbuat Bupati dan wakilnya terhadap koruptor dan investor nakal lewak aksi teaterikal. Digambarkan, Bupati dan wakilnya dengan sebuah palu besar memukuli koruptor dan investor nakal hingga keduanya tewas. “Bupati dan wakil bupati tidak boleh memberi hati pada penjahat-penjahat ini. Kalau tidak dibunuh, mereka nggak akan kapok,” teriak Edi, yang menjadi pemandu aksi teaterikal itu.
Mahasiswa sebenarnya beniat bertemu dengan Bupati dan Wakil Bupati yang baru saja dilantik pagi tadi. Mereka mengaku tidak puas apabila tidak menyampaikan secara langsung pesan moralnya tersebut pada KH Fathul Huda dan Noor Nahar Husain. Namun niatan itu terhalang barisan aparat kepolisian yang dibantu sejumlah TNI.
Beruntung tidak sampai menimbulkan kericuhan kendati sempat terjadi adu mulut antara mahasiswa dengan aparat keamanan. Karena kalah jumlah, mahasiswa pun akhirnya menurut saat diminta petugas membubarkan diri, bersamaan dengan berkumandangnya adzan Dzuhur.

2 komentar:

  1. Buat bang Noer, makasih infonya tp saya sudah browsing, uang receh.com tuh banyak yg comment kalo ketipu....

    BalasHapus
  2. Kepada Yth,
    Perusahaan Pemerintah BUMN & Swasta
    PT, LTD, TBK
    Up : Pimpinan / Finance Manager
    Perihal : Penawaran Penerbitan Bank Garansi & Asuransi Tanpa Agunan / Non Collateral

    Dengan Hormat,
    Perkenalkan kami dari PT. MEKARJATI JAYA LESTARI(Consultan Bank Gransi & Insurance) dimana perusahaan kami telah di tunjuk untuk memasarkan Bank Garansi & Surety Bond bahkan perusahaan kami telah di Back Up oleh Perusahaan Asuransi Kerugian Swasta Nasional Maupun BUMN. Bank Garansi & Surety Bond yang kami terbitkan diterima di instansi pemerintah, maupun Swasta, (BUMN, BUMD, KPS, PERTAMINA, CNOOC, MABES TNI, MABES POLRI, TOTAL E & P INDONESIA) Di sini kami memberikan procedure yang relative mudah yaitu Tanpa Agunan (Non Collateral) serta polis jaminan kami antar :

    Jenis Jaminan,
    1.Jaminan Penawaran / Bid ( Tender) Bond.
    2.Jaminan Pelaksanaan / Performance Bond.
    3.Jaminan Uang Muka/Advance.
    4.Jaminan Pemeliharaan / Maintenance Bond.
    5.Paymen Bond (Surety Bond)

    Salam
    muktyali
    Hp. 0812 89411452
    Email: muktyali19@gmail.com
    PT.MEKARJATI JAYA LESTARI
    (Konsultan Bank Garansi & Surety Bond)
    Tlp : 021 29833066 / Fax : 021 29833067
    Pemasaran :
    Jl. H Ten N0.8 Kec.Kayu Putih Kel.Pulogadung Jakarta Timur 13210
    Area lampiran

    BalasHapus